Jakarta – Relawan Jokowi, Yanes Yosua Frans, menilai bahwa situasi politik menjelang setahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto tetap memiliki potensi dimanfaatkan oleh kelompok tertentu yang tidak senang dengan kemenangan tersebut.

“Tetap ada kelompok yang memanfaatkan situasi. Mereka yang benci sekali dengan kemenangan itu mencoba untuk memanfaatkan kondisi saat ini,” ujar Yanes dalam keterangannya di Jakarta.

Menurut Yanes, upaya provokasi dan tindakan anarkis masih bisa muncul dari segelintir pihak yang tidak puas terhadap pemerintahan. Ia menegaskan bahwa aksi unjuk rasa boleh dilakukan sebagai bagian dari demokrasi, namun tidak boleh disertai tindakan kekerasan.

“Tidak gampang sampai DPR dibakar. Kalau terjadi lagi anarkis-anarkis seperti itu, tangkap saja pelakunya. Masukkan ke penjara, proses hukum. Jangan takut,” tegasnya.

Yanes juga menekankan pentingnya manajemen konflik dalam menjaga stabilitas nasional. Ia mendorong aparat dan masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi gangguan keamanan.

“Potensi itu tetap ada. Tugas kita mengelola dan memanajemen konflik. Kalau mau unjuk rasa damai, silakan, tapi kasih tahu dari awal dan jam empat harus bubar,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa setiap gerakan yang mengarah pada kekacauan umumnya tidak berdiri sendiri, melainkan ada pihak yang mendukung dari belakang. Karena itu, menurut Yanes, koordinasi dan pengawasan harus diperketat hingga tanggal 20 Oktober mendatang.

“Kalau mau bikin kacau itu pasti ada yang backing. Potensi itu ada, kita jaga agar sampai tanggal 20 ini tidak terjadi sesuatu,” tutupnya.

Temukan juga kami di Google News.