Jakarta — Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH. Miftachul Akhyar, mengeluarkan seruan kepada seluruh elemen masyarakat agar menahan diri dan tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang dapat memecah belah persatuan bangsa. Seruan ini disampaikan menyusul meningkatnya ketegangan sosial akibat sejumlah aksi unjuk rasa anarkis yang terjadi di berbagai daerah.

“Saya mengajak seluruh masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpancing oleh provokasi. Jangan biarkan emosi mengalahkan akal sehat. Keutuhan bangsa ini harus kita jaga bersama,” tegas KH. Miftachul dalam pernyataannya, Senin (22/9).

KH. Miftachul juga menyampaikan belasungkawa atas wafatnya Affan Kurniawan, seorang warga yang menjadi korban dalam bentrokan saat aksi.

“Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Saya sampaikan duka cita yang mendalam. Semoga almarhum Affan Kurniawan mendapat ampunan Allah dan diterima segala amal ibadahnya,” ucapnya.

Ia menegaskan bahwa menyampaikan aspirasi merupakan hak setiap warga negara dan dijamin oleh konstitusi. Namun, ia mengingatkan bahwa kebebasan tersebut harus dilaksanakan dengan cara yang bertanggung jawab.

“Menyampaikan pendapat itu sah dan dilindungi undang-undang. Tapi harus dilakukan dengan tertib dan tidak merugikan orang lain. Anarkisme bukan jalan keluar, justru memperkeruh keadaan,” ujarnya.

Kepada aparat keamanan, PBNU melalui KH. Miftachul juga menyampaikan imbauan agar mengedepankan pendekatan yang persuasif dan humanis dalam menangani massa aksi.

“Kami berharap aparat bersikap sabar dan bijaksana. Jangan sampai penanganan yang keras justru memperkeruh suasana. Persatuan harus tetap dijaga,” tuturnya.

Ia juga meminta seluruh struktur dan kader Nahdlatul Ulama untuk ikut serta menenangkan masyarakat dan tidak terlibat dalam provokasi apa pun.

“Semua jajaran NU, mulai dari pusat hingga daerah, termasuk badan otonom dan lembaga, saya minta untuk aktif meredakan ketegangan. Jangan jadi bagian dari masalah, tapi jadilah bagian dari solusi,” pesan KH. Miftachul.

Menutup pernyataannya, ia menekankan pentingnya menjaga kerukunan dan menjadikan perbedaan sebagai kekuatan, bukan sumber konflik.

“Perbedaan itu adalah sunnatullah. Jangan jadikan alasan untuk saling bermusuhan. Justru dari keberagaman itulah kita bisa bersatu membangun bangsa,” pungkasnya.

Temukan juga kami di Google News.