Jakarta – Perseteruan antara Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dengan anak Presiden keempat RI Gus Dur, Yenny Wahid akan terus berlangsung selama pengambilalihan PKB masih misteri.
Pengamat politik dari Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga menilai bahwa proses pengambilalihan PKB oleh Muhaimin Iskandar masih menyimpan misteri. Di mana oleh kelompok Yenny Wahid ada sesuatu yang belum dibuka secara terang benderang.
Bahkan Yenny cs, sambung mantan Dekan Fikom IISIP ini, masih beranggapan PKB tidak seharusnya dinakhodai Cak Imin.
“Untuk meredakan perseteruan tersebut, kedua bela pihak idealnya mau duduk bersama. Masing-masing pihak dapat menjelaskan klaimnya agar dimungkinkan mendapatkan titik temu,” katanya, Minggu (26/6).
Menurutnya, jika Cak Imin dan Yenny Wahid dapat duduk bersama, maka persepsi masing-masing pihak dapat diminimalkan. Hal ini setidaknya dapat menurunkan tensi konflik kedua bela pihak.
“PBNU tampaknya dapat memediasi kedua bela pihak. Keterlibatan NU diperlukan karena kelahiran PKB juga atas prakarsa NU. Karena itu, NU kredibel untuk membentuk menyelesaikan konflik Cak Imin dan Yenny,” tutupnya.