Jakarta-Koordinator Nasional (Kornas) Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR), Sunanto menilai bahwa hoax yang selama ini terseber di dunia maya khususnya konten yang berkaitan dengan narasi politis tidak serta merta ada, melainkan memang sudah terencana.

“Hoax ini ada dua kemungkinan, hoax ini bisa saja sengaja diprodokusi bisa juga tidak. Tapi kemungkinan terbesarnya adalah hoax memang sengaja diproduksi, namanya kan memang informasi yang sengaja dibuat,” kata Sunanto ketika dihubungi wartawan, Sabtu (27/10/2018).

Bagi Sunanto, hoax adalah sebuah produk konten yang sangat berbahaya bagi kehidupan masyarakat. Bahkan justru cenderung memberikan dampak negatif yakni pembodohan publik.

“Hoax itu diproduksi untuk kepentingan-kepentingan tertentu yang tidak mencerdaskan pemilih, yang kedua itu akan merusak proses demokrasi itu sendiri,” tuturnya.

“Artinya, bahwa literasi untuk menangkal hoax adalah dengan memperbanyak literasi dan pendidikan pada pemilih. Agar tidak terjebak dalam hasutan-hasutan informasi yang bersifat hoax,” sambungnya.

Negara harus bertindak

Bagi Sunanto, hoax sulit diprediksi siapa produksinya secara pasti. Maka dari itu peran aktif para lembaga negara yang berwenang harus lebih ditonjolkan lagi untuk memastikan siapa pihak yang bertanggungjawab dalam produksi sampai penyebaran konten hoax tersebut.

“Tapi persoalanya kan soal siapa yang memproduksi (hoax), ada kepentingannya dengan partai politik atau tidak, itu yang saya kira ada lembaga-lembaga negara yang berhak untuk meminimalisir itu,” ujarnya.

Bahkan ia juga mengatakan bahwa lembaganya tengah mendorong kepada dua institusi pemerintah yakni Polri dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk lebih keras lagi menangkal hoax yang selama ini semakin bertebaran di jagad maya itu.

“Terkait upaya menangkal hoax, ada lembaga-lembaga yang kami dorong, misalnya kayak Kominfo, Kepolisian segera memfilter isu-isu itu agar tidak menyebar luas ke pemilih,” pungkasnya.

Pemilih harus selamat dari hoax

Selain itu, Sunanto juga menegaskan bahwa dirinya terus mendorong kepada para relawannya untuk terus melakukan pendekatan kepada para tokoh masyarakat maupun tokoh agama agar dapat menyampaikan pesan-pesan yang cerdas bagi masyarakat agar tidak perpecah-belah.

“Kami selalu menyampaikan dan mendorong kepada relawan-realawan kami, baik melalui tokoh agama maupun tokoh masyakarat agar jangan sampai terpecah. Difilter terlebih dahulu (informasi yang didapat) agar tidak membodohi publik,” ungkapnya.

Terakhir, ia juga mendorong terus agar publik bisa lebih cerdas dalam memilih dan memilah isu yang mereka dapat dari berbagai media yang ada, baik media sosial atau sebagainya, sehingga tidak mudah terprovokasi dan salah mengambil sikap.

“Kami berharap agar publik sudah mulai agak melek untuk memfilter isu-isu hoax itu. Kemudian yang selanjutnya, memberikan pendidikan politik dan menyampaikan kepada orang-orang agar tidak membuat kisruh dalam demokrasi kita,” tutupnya.

Temukan juga kami di Google News.