Jakarta – Jelang Pemilu, Komunitas Pecinta Tertib Berlalu Lintas (Kotib Lantas) menilai peran mahasiswa sebagai agen perubahan dan edukasi kembali menjadi sorotan. Kesadaran akan pentingnya pemilu yang damai dan berintegritas mendorong berbagai gerakan mahasiswa di seluruh Indonesia untuk aktif menggandeng semua pihak dalam mewujudkan pesta demokrasi yang kondusif.
“Sebagai generasi muda yang kritis dan memiliki akses luas terhadap informasi, mahasiswa memiliki tanggung jawab untuk menyebarkan pesan perdamaian dan toleransi. Berbagai kegiatan edukasi dan sosialisasi tentang pemilu damai terus digencarkan, baik melalui seminar, workshop, maupun kampanye di media sosial,” tegas Koordinator Kotib Lantas Mahmud Tamher, saat deklarasi di Gedung Joeang 45, Menteng Jakarta Pusat, Jumat (9/2/2024).
Menurutnya, Mahasiswa tidak bekerja sendiri dalam mewujudkan pemilu damai. Kolaborasi dengan berbagai pihak, seperti pemerintah, KPU, Bawaslu, organisasi masyarakat sipil, dan media massa menjadi kunci utama. Sinergi ini akan memperkuat edukasi publik dan menciptakan ruang dialog yang konstruktif terkait pemilu.
“Pemilih muda merupakan target utama dalam edukasi pemilu damai. Melibatkan generasi muda dalam berbagai kegiatan dan forum diskusi akan meningkatkan partisipasi dan kesadaran mereka akan pentingnya memilih pemimpin yang tepat dan berintegritas,” jelasnya.
Masih kata dia, salah satu fokus utama dalam edukasi pemilu damai adalah memerangi politik identitas dan hoaks. Mahasiswa sebagai agen edukasi harus mampu menjadi filter informasi dan mendorong masyarakat untuk mengecek fakta sebelum menyebarkan informasi.
“Mewujudkan pemilu damai 2024 bukan hanya tanggung jawab mahasiswa, tetapi juga seluruh elemen bangsa. Kolaborasi dan komitmen bersama menjadi kunci utama untuk menciptakan pesta demokrasi yang berkualitas dan bermartabat,” katanya.
Selain itu, mereka juga menyampaikan beberapa tuntutan penting jelang pencoblosan. Yakni nenjadi agen edukasi: Melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat luas tentang pentingnya pemilu yang damai dan berintegritas.
“Menolak politik identitas: Mendorong politik yang berdasarkan gagasan dan program, bukan SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan). Dan melawan hoaks dan ujaran kebencian: Menjadi agen penangkal informasi sesat dan ujaran kebencian yang berpotensi memicu perpecahan,” tuturnya.
Masih kata dia, pihaknya juga mendorong penggunaan media sosial yang bertanggung jawab: Mengedukasi masyarakat tentang penggunaan media sosial yang positif dan konstruktif dalam konteks pemilu. Dan berperan aktif dalam pemantauan pemilu: Melakukan pemantauan dan pengawasan jalannya pemilu untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas.
“Mari jaga netralitas dan objektivitas: Menghindari politisasi kampus dan menjaga independensi dalam menyuarakan aspirasi. Dan bersama-sama wujudkan Pemilu 2024 yang damai, aman, sejuk dan bahagia,” pungkasnya.
Tinggalkan Balasan