Papua – Setiap generasi muda suatu bangsa adalah aset terbesar bagi kaum suku bangsa dan negaranya. Demikian halnya dengan generasi muda Papua yang adalah aset bagi tanah Papua, bangsa dan negara ini. Generasi muda Papua (OAP) saat ini, tentu bertumbuh di tengah berbagai dinamika sosial-politik yang terjadi. Hal ini pun telah dilalui dari generasi ke generasi sampai saat ini. Semua itu bisa menjadi referensi bagi generasi muda Papua saat ini sebagai agen perubahan baik di masa depan.

Pada dinamika sosial berbangsa dan bernegara selama ini, Papua menjadi bagian paling seksi sekaligus sensitif diperdebatkan. Hal ini sangat dipengaruhi oleh intervensi negara-negara asing terhadap proses penanganan persoalan ekonomi, sosial dan politik di tanah Papua. Tentu bagian ini berkaitan dengan sejarah masa lampau Papua, setelah sejumlah perjanjian untuk memastikan wilayah kedaulatan Indonesia (RIS Ketika itu) untuk menyudahi konflik Indonesia-Belanda juga soal status wilayah Papua Barat. Mulai dari perjanjian Linggarjati (1946), Renville (1947-1948), Konferensi Meja Bundar (1949), New York (1962) dan berakhir pada Pepera (1969). Dari upaya proses integrasi inilah masih menyisahkan ruang perdebatan dua sudut pandang, antara yang memilih bergabung ke NKRI dan atau yang memilih Papua untuk berdiri sendiri. Ruang sempit inilah bayang-bayang asing selalu berdiri di sana.

Namun bagaimanapun wilayah bagian barat pulau Papua itu telah sah menjadi bagian dari wilayah kedaulatan NKRI. Hal itu lewat proses dan hasil Pepera pada 14 Juli – 4 Agustus 1969 di Papua. Pun dinamika proses integrasi dan kehidupan sosial berbangsa dan bernegara telah kita lewati bersama dalam bingkai NKRI sejak itu hingga saat ini. Kemudian peran serta kontribusi generasi muda-mudi Papua juga sejauh ini telah banyak ikut berjuang membangun bangsa dan negara ini. Sehingga yang perlu disadari dan menjadi fokus oleh generasi muda Papua saat ini adalah cara pandang dan pengembangan karya dalam membangun pemajuan peradaban Papua yang lebih baik kedepan dalam NKRI.

Sebagai generasi muda Papua yang tumbuh pada era saat ini tentu sedikit lebih dimudahkan dengan kemajuan peradaban pendidikan dan teknologi. Hal itu bisa cukup membantu untuk mamahami bagaimana dinamika Sosial-Politik Papua dalam dan luar negeri saat ini sebagai rujukkan dalam menegaskan prinsip. Sehingga generasi muda Papua saat ini tidak dikorbankan dengan isu dan gerakan politik internasional yang riskan. Menanggapi isu dan gerakan politik internasional soal Papua yang sering mengorbankan potensi generasi muda Papua, ketua DPP SGM-Papua Arie Ferdinand ikut berkomentar.

“Kita semua telah tahu dan memahami proses panjang Papua masuk dalam kedaulatan NKRI. Bagi saya itu merupakan lika-liku perjuangan panjang generasi pendahulu dalam memperjuangkan, mempersatukan keberagaman kita di hamparan negeri ini, dan mereka berhasil. Sebagai bagian dari generasi muda Papua saat ini kita perlu cerdas dan dewasa dalam berpikir untuk bersikap. Agar idealisme kita benar tumbuh dan berkembang bukan karena disisipi kepentingan kelompok politik lain. Sehingga Papua terus dibangun dengan baik kedepan oleh anak-anak muda Papua untuk berdaya saing dengan daerah lainnya di Indonesia.” tegas Arie, hari ini.

“Melihat dinamika dan gejolak politik global saat ini, saya hanya mau sampaikan saja bahwa Lebih baik bersama-sama perbaiki rumah yang rusak ini untuk kita tinggal bersama dari pada membangun rumah baru sendiri mulai dari awal.” sambung dia.

Orang Papua berhak dan berkewajiban membenahi dan membangun negeri ini untuk jauh lebih baik. Sebagai sesama anak bangsa kita semua memiliki hak dan tanggungjawab yang sama. Sehingga bagian ini menjadi penting untuk dipahami dan dilaksanakan oleh seluruh generasi muda bangsa ini termasuk generasi muda Papua.

Orang Papua juga sedari awal telah ikut memperjuangkan dan membangun negeri ini sampai saat ini. Melihat dan membaca peta politik internasional yang kian tidak tentu dan makin tidak menganggap batas-batas kedaulatan suatu negara, maka pilihan untuk merdeka adalah bukan putusan yang relevan lagi disaat seperti ini.

“Sehingga saling menyadarkan satu dengan yang lain untuk tetap bersatu, dan bahu-membahu membangun negeri ini sebagai rumah bersama adalah hal yang paling aman dan mungkin untuk kita kerjakan saat ini. Agar negeri ini tetap menjadi warisan kita semua, yang jika dibangun dengan baik oleh orang-orang yang baik pula, maka INDONESIA bisa menjadi mercusuar dunia.” pungkas Arie dalam keterangan tertulisnya.

Temukan juga kami di Google News.