Jakarta – Projo angkat bicara perihal aksi demonstrasi mahasiswa yang berujung penganiayaan berat telah mengungkap permainan politik kotor untuk mendiskreditkan Presiden Joko Widodo.

Menurut Sekjen Projo Handoko Wicaksono, unjuk rasa yang dipicu kegagalan sejumlah menteri Kabinet Jokowi tersebut justru berbalik menunjukkan persekongkolan aktor-aktor politik.

Mereka mencoba membuat masalah baru dengan menganiaya Ade Armando. Isu masa jabatan presiden dan kenaikan harga barang kebutuhan masyarakat dicoba untuk ditambah dengan kasus kekerasan.

DPP Projo saat itu Handoko meminta aparat penegak hukum jangan hanya memburu pelaku pengeroyokan. Tapi harus sampai kepada aktor di balik upaya sistematis untuk memanaskan situasi.

“Jika penegak hukum kurang tanggap, kasus tersebut justru akan menjadi pemantik masalah baru,” katanya.

Dikatakannya, DPP Projo meminta Presiden Jokowi segera menyelesaikan masalah politik berkedok demonstrasi mahasiswa. Sejumlah menteri yang menjadi biang kerok harus dievaluasi. Jangan sampai Presiden menjadi sasaran berikutnya dari skenario politik menjelang Pemilu 2024 itu.

DPP Projo juga meminta masyarakat tidak terpancing permainan kotor aktor di balik aksi kekerasan.

“Pemulihan ekonomi dan kondisi sosial di masa pandemi Covid-19 yang sedang dilakukan pemerintah jauh lebih penting daripada skenario politik jangka pendek yang tidak jelas juntrungnya,” sebutnya.

Bahwa pada tanggal 21 sd 22 Mei 2022 di Magelang telah berlangsung Rakernas V Pro Jokowi (Projo), di mana salah satu keputusan Rakernas adalah adanya rencana pelaksanaan Musyawarah Rakyat (Musra).

Hadir Presiden Jokowi, dan sejumlah antara lain Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Kepala Staf Presiden Moeldoko. Adapun massa yang hadir sekitar 5.000 orang anggota Projo.

Presiden Joko Widodo selaku ketua Dewan Pembina Pro Jokowi (Projo) meminta Projo agar tidak terburu-buru memberikan dukungan untuk kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

Jokowi menilai, ada beragam persoalan seperti ketidakpastian akibat pandemi maupun kenaikan harga yang semestinya lebih dahulu diselesaikan sebelum membicarakan urusan politik. Yang berkaitan dengan politik, yang ketiga, karena kita harus fokus dan bekerja menyelesaikan persoalan-persoalan tadi, yang ketiga, urusan politik ojo kesusu sik (jangan buru-buru dulu).

Presiden Jokowi menekankan bahwa dinamika politik saat ini belum begitu jelas karena partai-partai politik pun belum memutuskan tokoh yang akan diusung sebagai calon presiden pada 2024 mendatang.

Oleh karena itu, menurut Jokowi, Projo semestinya bersabar agar tidak keliru mengambil sikap dalam menghadapi Pilpres 2024.

“Partai apa mencalonkan siapa belum jelas sehingga jangan sampai keliru, jangan sampai salah. Setuju kita sabar? Setuju kita tidak tergesa-gesa dulu?” ujar Jokowi diikuti sorakan ‘setuju’ dari para hadirin.

“Kalau sudah menjawab seperti itu saya jadi enak. Tapi kalau desak-desak saya, saya nanti keterucut (kelepasan). Sekali lagi, ojo kesusu disik,” kata Jokowi.

Di tengah pidatonya itu, Jokowi juga sempat memberikan kode bahwa boleh jadi tokoh yang akan dijagokan oleh Projo untuk maju sebagai calon presiden turut hadir dalam acara rakernas tersebut.

Ketua Umum DPP ProJo Budi Arie Setiadi usai Rakernas kepada wartawan mengatakan, Musra merupakan satu mekanisme yang seluruh rakyat Indonesia, akan mencari nama-nama aspirasi dan harapan mereka sebelum memunculkan nama-nama yang akan didukung pada Pemilu 2024 mendatang.

Presiden Jokowi dalam pidato menyampaikan bahwa akan melibatkan Projo dan para relawan untuk figur yang akan didukung pada 2024. Untuk itu, disampaikan Presiden Jokowi akan menanyakan kepada Ketua Umum Projo dan seluruh relawan di basis desa.

Karena itulah perlu ada mekanisme untuk bagaimana suara-suara aspirasi ini bisa diorganisir sedemikian rupa sehingga menjadi mekanisme yang demokratis. Caranya melalui mekanisme yang tadi kita sepakati bersama di Rakernas V ProJo ini melalui Musra.

Projo belum memiliki pilihan untuk mendukung nama-nama capres tertentu karena masih ada dinamika. Yang pasti jika calon-calon pimpinan nasional ini memiliki visi dan misi serta agenda rakyat, pasti Projo akan dukung. Karena aspirasinya masih sangat beragam dari seluruh wilayah, tapi yang pasti calon Projo yang DNA-nya sama dengan Projo. DNA-nya kerakyatan.

ProJo akan menggelar Musra, yang nantinya akan dilaksanakan di berbagai kota di Indonesia. Teknisnya, nantinya akan dibahas lebih lanjut. Projo melakukan penjaringan calon-calon yang akan didukung itu melalui musra.

“Kriteria, nama, segala macam, nanti akan kita jaring di bawah. Jadi hasil dari rakernas kali ini adalah mekanisme,” katanya.

Projo membangun mekanisme untuk menjaring dan kemudian kita dorong, yang akan kita dukung sebagai calon presiden dan calon wakil presiden 2024. Nama dan segala macam itu adalah output dari musra. Arahan pidato Pak Jokowi yang pertama jangan buru-buru.

Untuk itu, digali lebih jauh ke bawah di basis rakyat. Urusan politiknya, tidak ujuk-ujuk diputuskan, tetapi ini ada kaitannya dengan arahan Presiden RI Joko Widodo saat membuka Rakernas V ProJo.

Pak Presiden tidak ingin memutuskan sesuatu sendiri, dia ingin berbicara kepada rakyat. Maka keputusan mekanismenya musra. Lebih panjangnya judulnya Musyawarah Rakyat mencari duet pelanjut Jokowi 2024. Jadi musyawarah rakyat ini adalah sebuah mekanisme yang demokratis untuk menjaring, menggali lebih jauh calon-calon pemimpin bangsa ke depan untuk 2024 berdasarkan kehendak rakyat.

Musra merupakan sebuah mekanisme yang demokratis dan untuk menjaring, menggali lebih jauh calon-calon pemimpin bangsa kedepan untuk tahun 2024-2029 berdasarkan kehendak rakyat. Karena Projo tidak begitu yakin apakah calon kepemimpinan nasional hari ini hanyalah orang-orang yang disebut-sebut saat ini.