Spanduk dari kelompok POPULIS (Presidium Poros Peduli Indonesia) yang meminta KPK segera mengusut korupsi Formula E dan dana APBD DKI Jakarta untuk kepentingan politik mendatang dan terpasang di beberapa tempat, salah satunya di JPO (Jembatan Penyebarangan Orang) Rawasari Jakarta Pusat.

Masifnya upaya memprovokasi warga untuk turunkan Joko Widodo dengan terus menyuarakan tuntutan tolak jabatan Presiden 3 periode dan tolak penundaan Pemilu merupakan sikap dari kelompok yang berseberangan dengan pemerintah salah satunya yaitu POPULIS, yang mengkritisi pemerintah dengan membawa kepentingan politik tersembunyi.

Sebelumnya Selasa, 26 April 2022 POPULIS mengadakan acara zoom dengan tema “Mengurai dan membongkar skandal mafia minyak goreng”, bertempat di Sekretariat POPULIS Jl. Seroja Blok B 170, Jati Bening Permai, Bekasi Barat. Pembicara yang hadir M. Sabilly (Populis), Prof. Didin S. Damanhuri (Guru Besar IPB), Dr. Herdi Sahrasad (Peniliti Paramadina), Dr. Ade Reza (Pengamat Politik), Masinton Pasaribu (DPR RI), M. Misbakhun (DPR RI), Iwan sumule (Prodem) dan moderator (Burzah Zarnubi).

Kemudian Selasa, 10 Mei 2022, bersama POPULIS massa yang menamakan diri SATGAS PEMBURU KORUPSI melakukan aksi unjuk rasa di depan KPK. Massa menuntut agar KPK bisa menuntaskan korupsi Formula E yang rencananya akan digelar di Ancol beberapa bulan lagi yakni 4 Juni mendatang. Agenda Formula E itu sangat dipaksakan dan penuh nafsu syahwat politik. Selain itu usut tuntas dugaan penyelewengan dana APBD DKI Jakarta yang diduga digunakan untuk kepentingan politik mendatang.

Di spanduk tersebut terlihat tokoh dan kordinator POPULIS yang mendesak KPK mengusut tuntas korupsi dilingkup pejabat DKI Jakarta salah satunya terhadap Anies Baswedan yang diduga menggunakan dana APBD untuk kepentingan politik tersembunyi.

POPULIS akan terus mendesak dan mengawal KPK untuk mengusut korupsi yang dilakukan Anies Baswedan.

Temukan juga kami di Google News.