JAKARTA – Kepala Pusat Studi dan Kajian Migrasi Migrant Care Anis Hidayah mengajak semua pihak turut serta menjaga Pilpres 2019 agar tetap kondusif.
Terlebih situasi jelang pesta demokrasi kali ini sudah semakin mendidih, berseliweran berita hoax bahkan ujaran kebencian. Anis meminta publik tanah air khususnya buruh migran proaktif memerangi hoax, SARA dan hate speech.
“Saya kira hoax dan hate speech punya dampak luar biasa baik didalam maupun luar negeri. Bahaya hoax memicu konflik sosial dan permusuhan, ini harus diperangi bersama-sama,” ungkap Anis, Rabu (27/3/2019).
Lebih lanjut, Anis menyarankan untuk melakukan cek dan ricek terlebih dulu terkait informasi soal kepemiluan maupun ketenagakerjaan. Kata dia, banyak berita politik yang diplentir oleh pihak yang tidak bertanggung jawab sehingga validitasnya tidak benar.
“Makanya harus di verifikasi dulu dengan benar apakah itu soal berita pemilu atau pekerjaan,” ucapnya.
Selain itu, Anis mencontohkan kasus berita bohong yang berpotensi menimbulkan konflik sara diruang publik. Kata dia, dengan salah informasi seperti larangan adzan dan mengecilkan suara adzan.
“Kami menyayangkan jika informasi itu diterima setengah-tengah kemudian disebarkan sehingga muncul konflik,” sebut dia.
“Harus tahu sumber informasinya darimana, gunakan smartphone kita untuk hal yang bermanfaat. Waspada dengan informasi yang beredar, jangan terpancing,” tambah dia lagi.
Lebih jauh, Anis berpesan kepada semua generasi muda, pelajar, guru maupun buruh migrant agar tidak sembarangan menerima berita hoax yang menyesatkan banyak pihak.
“Ini memang harus diperangi, hati-hati untuk menyebarkan dan menyalahgunakan informasi,” pungkasnya.