TANGERANG – Dalam semangat memperkuat sinergi antara aparat negara dan organisasi masyarakat, Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Kota Tangerang menjalin kolaborasi strategis dengan Baintelkam Polri. Pertemuan yang digelar pada Jumat, 25 Juli 2025 di Grand El Hajj Cipondoh, Tangerang, ini menjadi momentum penting dalam mempererat kerjasama lintas sektor demi penguatan peran perempuan dalam menjaga ketertiban dan mencegah radikalisme.

Kegiatan ini dihadiri langsung oleh sejumlah pengurus inti Fatayat NU Kota Tangerang, seperti Ketua Frida Amarilis, S.H.I, Bendahara Verindah Novitasari, A.Md, dan Sekretaris Siti Maliha, S.Th.I, serta para pengurus lainnya dari berbagai bidang.

Fokus Kolaborasi: Edukasi, Perlindungan, dan Moderasi

Dalam pertemuan tersebut, kedua pihak menyepakati sejumlah rencana kerjasama yang menyentuh aspek hukum, sosial, dan keagamaan, antara lain:

1. Penyuluhan hukum dan perlindungan perempuan dan anak, termasuk isu kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), pelecehan seksual, hingga perdagangan orang.
2. Edukasi pencegahan radikalisme dan kejahatan digital, menyasar perempuan muda sebagai garda terdepan dalam membangun keluarga yang tangguh secara ideologis.
3. Peningkatan keamanan dan dukungan kegiatan sosial-keagamaan Fatayat NU, mulai dari pengajian hingga pelatihan keterampilan perempuan.
4. Pendampingan hukum dan psikologis bagi korban kekerasan perempuan dan anak, melalui sinergi Unit PPA Polri dan jaringan advokasi Fatayat NU.
5. Penguatan moderasi beragama dan nilai kebangsaan, sebagai bentuk respons terhadap ancaman intoleransi dan disinformasi yang menyasar kelompok rentan.
6. Mendukung program nasional pemberdayaan perempuan, dengan semangat Islam rahmatan lil ‘alamin dan cinta tanah air.

Bangun Masyarakat Resilien dan Harmonis

Kolaborasi ini dinilai strategis karena mampu menjembatani peran negara dan masyarakat sipil, terutama dalam memperkuat jaringan sosial yang tahan terhadap provokasi sektarian, ideologi intoleran, dan ancaman dunia maya.

“Kami ingin memastikan perempuan Indonesia, khususnya kader Fatayat NU, bisa menjadi agen perdamaian dan perubahan. Kolaborasi dengan Polri ini membuka ruang nyata untuk pendidikan hukum dan perlindungan masyarakat secara lebih luas,” ujar Frida Amarilis dalam sesi diskusi.

Langkah Nyata Perkuat Ketertiban Sosial

Kegiatan ini menjadi contoh nyata pendekatan soft power Polri dalam merawat keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) melalui pendekatan kultural dan edukatif, bukan semata-mata penegakan hukum.

Dengan memperkuat kolaborasi dengan Fatayat NU, yang memiliki basis akar rumput kuat di kalangan perempuan muda, Baintelkam Polri dinilai mampu mendorong tumbuhnya masyarakat yang lebih tangguh, moderat, dan inklusif.