Jakarta – Ketua Rampai Nusantara Mardiansyah menilai pernyataan TPN Ganjar-Mahfud yang menyebutkan Kapolri melarang Kapolda menjadi saksi di sidang MK itu sangat mengada-ngada.
“Kami minta mereka jangan asal bicara tanpa dasar yang kuat,” tegas pria yang akrab disapa Semar, hari ini.
Sebelumnya, Deputi Hukum Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis mengungkapkan, kepala kepolisian daerah (kapolda) yang hendak dihadirkan di sidang Mahkamah Konstitusi (MK) tidak memperoleh izin dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Dia pun mempertanyakan balik pernyataan bukti apa yang dimiliki jika Kapolri melarang. Karena mereka pun semua tahu Jenderal Listyo Sigit sangat menghargai siapapun yang ingin menyampaikan pendapat bahkan di era beliau sebagai Kapolri justru sangat terbuka sekali ruang yang diberikan untuk mengkritik polri dengan keras.
“Baru di era sekarang ini, orang di minta mengkritik Polri dengan sangat keras lalu diberi hadiah oleh Kapolri. Jadi sangat tidak masuk akal kalau Kapolri melarang seseorang untuk memberikan kesaksian. Jangan-jangan apa yang selama ini disampaikan oleh TPN Ganjar Mahfud itu gaib adanya,” tuturnya.
Karena, kata dia, mereka saja tidak bisa menyebutkan nama Kapolda yang dimaksud. Rampai Nusantara meyakini sekali bahwa Kapolri Jenderal Listyo Sigit sangat profesional dan tidak pernah mencampuri urusan politik dengan apa yang menjadi tugasnya sebagai abdi negara.
“Jadi saya minta untuk berhentilah menyudutkan Kapolri karena faktanya rakyat secara mayoritas sangat puas dan senang atas kepemimpinan Jenderal Listyo Sigit,” kata dia.
“Sudahlah, jangan juga mereka itu pakai jurus mabok dengan sembarang menuding dan mendiskreditkan karena saat ini rakyat butuh kedamaian dan persatuan. Jangan karena kalah dalam kontestasi lalu ngambeknya berkepanjangan hanya untuk menutupi rasa malu atas kekalahan telak yang didapat atau hanya untuk bargaining mendapatkan kekuasaan,” jelasnya.
Dikatakannya, jika mereka tidak berhenti mengacau pihaknya pun tidak akan tinggal diam dan akan bersikap dengan tegas karena kepentingan rakyat di atas segalanya. Kekacauan yang mereka buat akan berdampak perpecahan ditengah masyarakat tentu akan di cegah agar tidak terjadi.
“Dalam semua pertarungan tentu ada yang menang dan kalah, mau tidak mau suka tidak suka itulah kehendak rakyat juga takdir Tuhan. Jadi harus legowo untuk siap menang dan lebih siap lagi menerima kekalahan dan rasanya benar juga kalau dikatakan seperti token listrik. Semakin sedikit akan semakin berisik seperti mereka yang suara nya kecil sekali tapi berisiknya luar biasa bikin sakit kuping saja,” pungkasnya.
Tinggalkan Balasan