JAKARTA – Momentum hari anti korupsi sedunia yang jatuh pada 9 Desember, generasi milenial memiliki harapan kepada pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang baru Firli Bahuri dkk. Mereka inginkan pimpinan KPK yang bertaring, berani untuk membumi hanguskan korupsi.
“Kami meminta agar pimpinan KPK baru yang akan dilantik nanti bisa lebih berani dalam melakukan perlawanan terhadap para koruptor. Dan mengarusutamakan pada upaya pencegahan, itu penting untuk digarisbawahi, karena generasi milenial inginkan hal itu,” ungkap Direktur Pusat Kajian Islam Indonesia & Humanitarian (Puskim) Amirullah.
Hal itu mengemuka disela-sela diskusi publik bertema “Refleksi Hari Anti Korupsi se Dunia : Generasi Milenial Ditengah Kanker Korupsi” yang diinisiasi Forum Intelektual Muda (FIM) Ciputat bersama dengan berbagai kelompok aktivis diantaranya FKMBC, dan Puskim di Mixmi Cafe Ciputat Tangerang Selatan, Senin (9/12/2019).
Menurut dia, hal itu dilakukan untuk meleburkan opini negatif publik bahwa pimpinan KPK yang baru masih diragukan. Selain itu, dia mengingatkan agar lembaga antirasuah kedepan untuk tidak bermain politik praktis, dan bisa mengusut kasus besar yang betul-betul merugikan keuangan negara. Dia tak ingin pemberantasan korupsi lebih besar pasak daripada tiang.
“KPK agar jangan bermain politik, dan KPK bisa melakukan pencegahan dengan sistem yang komprehensif. Libatkan semua pihak agar tercapai Indonesia bebas korupsi,” jelasnya.
Hal senada juga dilontarkan oleh Direktur FIM Ustad Sahlan, bahwa kalangan milenial menginginkan suatu hal yang substansial yakni pencegahan korupsi. Kata dia, korupsi sudah menjadi satu perhatian pemerintah dan menjadi kerisauhan bersama khususnya intelektual muda.
“Ini persoalan yang serius, milenial kita sudah geram dengan penyakin serius yang merongrong negara ini. Kita harus menjawab dan mencari solusinya,” katanya.
“Bagaimana korupsi ini diberantas dan dipangkas hingga ke akarnya,” tambah dia lagi.
Disesi diskusi tersebut, turut hadir Pembicara diantaranya adalah Zul Amirul Haq (Intelektual Muda Ciputat), Cecep Hidayatulloh (BEM PTAI-SI), Syamsurijal (Intelektual Muda Ciputat), Toriq Majid (BEM FITK), dan Fahrurrozi (BEM PTIQ).
Sementara itu, Toriq Majid mengajak generasi muda untuk bisa melakukan jihad fisabilillah dalam upaya pemberantasan korupsi.
“Perangi benih-benih korupsi, sudah termasuk jihad fisabilillah. Dan korupsi ini merusak khittah negara, karena bisa berpengaruh dengan keuangan nasional,” sambungnya.
Dilanjutkannya, para pegawai dan penyidik KPK juga diminta untuk menyikapi korupsi tidak hanya pada penindakan saja (represif), tapi upaya preventif yaitu pencegahannya. Dia mencatat jika pembelajaran korupsi sejak dini bisa dilakukan di sektor keluarga. Berikutnya, sekolah atau kampus.