Jakarta – Menjelang Pilkada 2018 dan Pilpres 2019 kembali marak isu tetang komunis dan kebangkitan PKI di Indonesia. Beberapa simbol tentang komunis, meskipun kemudian terbukti hanyalah hoax muncul menghiasai media sosial.

Sekjen Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (Jari 98) Ferry Supriadi mensinyalir ada pihak-pihak tertentu yang terus mengeksploitasi isu komunis, mempropagandakan hoax yang diduga karena memang mempunyai kepentingan tertentu.

Aktivis 98 itu menduga dibalik isu komunis yang kian marak itu ada kelompok oposisi pemerintah untuk melemahkan dan menurunkan kepercayaan masyarakat.

“Propaganda isu komunis diduga juga untuk menciptakan citra negatif pada pemerintah bahwa pada masa pemerintah saat ini komunis bangkit kembali,” ungkap Ferry, hari ini.

Oleh karenanya, Ferry menghimbau kepada semua pihak seluruh elemen bangsa untuk membantu pemerintah menghentikan permainan isu komunis yang beredar di masyarakat.

“Ini harus dihentikan, apalagi jika tanpa bukti alias hoax,” kata dia.

Lebih lanjut, Ferry pun berpesan untuk mencegah propaganda isu komunis semakin membesar maka peran penegak hukum sangat vital. Pihak-pihak yang terbukti menyebarkan isu-isu komunis tanpa bukti harus diproses hukum sehingga ada efek jera.

Masih kata Ferry, isu-isu yang meresahkan, tidak hanya komunis, apalagi yang bisa berdampak memecah belah dan menimbulkan rasa saling curiga pada masyarakat harus dihentikan.

“Perdamaian dan rasa aman negara ini terlalu mahal untuk dirusak oleh kelompok-kelompok tertentu dengan tujuan politik yang tidak sehat,” tukasnya.

Untuk diketahui, berdasarkan hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) memperkuat fenomena tersebut. Secara spesifik SMRC mengungkapkan bahwa mayoritas orang yang merasa sedang terjadi kebangkitan komunis adalah pendukung setia Prabowo.

SMRC melalui Direktur Sirojidun Abbas menegaskan bahwa yang menyakini isu kebangkitan PKI beririsan dengan beberapa Pendukung Partai Politik, terutama Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN), Demokrat dan Partai Geridra. Secara umum hasil survei menunjukkan 86,6 persen responden menganggap tidak ada kebankitan PKI, dan hanya 12,6 persen yang merasa tengah terjadi kebangkitan PKI.

Jika dianalisis, bahwa ada 12,6 persen yang percaya ada kebangkitan komunis dan sebagian besar dari kelompok ini adalah bagian dari parta-partai oposisi, maka dugaan bahwa isu-isu komunis yang semakin membesar menjelang Pilkada 2018 dan Pilpres 2019 merupakan propaganda kelompok tertentu untuk kepentingan politik sangat masuk akal.

Temukan juga kami di Google News.