Surabaya – Praktisi Wawasan Kebangsaan Ir. Jusuf Mahdi mengingatkan bahwa tantangan kedepan mahasiswa semakin berat karena akan banyak menghadapi ancaman yang timbul dari generasi-generasi muda yang tidak paham tentang butir-butir yang terkandung dalam UUD 1945 dan Pancasila.

“Mudahnya Budaya asing yang masuk telah menghapus nilai budaya Indonesia yang natural. Hal tersebut dapat dilihat dari kebiasaan pemuda saat ini yang lebih bangga dengan produk impor dan lifestyle yang meniru-niru budaya asing,” tuturnya.

Hal itu mengemuka saat Seminar dan Diskusi bertema “Mewaspadai Gerakan Neo Komunis, Sekarang Nuntut Hak Asasi Manusia Besok Nuntut Mendirikan Partai Komunis” di Auditorium Universitas Merdeka Surabaya, Jl. Ketintang Madya VII No.2, Jambangan – Surabaya, Senin (29/1/2018).

Turut hadir Wakil Rektor Unmer Surabaya Yeni Eka Pratiwi, dan Jurnalis – Praktisi Media Elis Yusniyawati.

Dijelaskan dia, bahaya komunis gaya baru/Neo Komunis yaitu suatu kelompok yang memutar balikan fakta fakta sejarah. Ketika generasi muda tidak tahu sejarah bangsa, maka disaat itulah kesempatan bagi Neo Komunis untuk memanfaatkan generasi generasi muda guna mengubah pola pikiran mereka bahwa apa yang disampaikan komunis gaya baru, itulah yang dianggap paling benar.

“Komunis harus kita perangi agar tidak muncul kembali di Negeri ini, karena tidak sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945,” ucap Jusuf Mahdi.

Ditempat yang sama Jurnalis – Praktisi Media Elis Yusniyawati menyayangkan fenomena generasi jaman now yang kurang memahami Pancasila dan UUD 45. Dia mengatakan generasi saat ini merupakan generasi yang darurat.

“Generasi jaman now harus segera mengambil peran memahami Pancasila dan UUD 45,” jelasnya.

Elis memandang kondisi keapatisan generasi darurat yang tidak faham Pancasila dan UUD 1945 saat inilah yang dapat memberikan peluang bagi paham komunisme untuk timbul kembali di era globalisasi saat ini.

“Kita generasi muda harus benar-benar punya kemandirian dan prinsip dalam hidup. Hal itu harus dimulai dari diri sendiri sehingga pada nantinya kita tidak tergolong dalam generasi darurat seperti saat ini,” tukasnya.

Temukan juga kami di Google News.