Bandung – Ketua Umum Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Eropa Raya, Choirul Anam, PhD, memberikan apresiasi tinggi terhadap peran aktif Kepala Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI), Suyudi Ario Seto, dalam sidang ke-68 The Commission on Narcotic Drugs (CND) di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Wina, Austria, pada 4–5 Desember 2025.
Choirul Anam menilai kehadiran dan sikap tegas Kepala BNN RI dalam forum internasional bergengsi tersebut mencerminkan komitmen kuat Indonesia dalam memerangi kejahatan narkotika di tingkat global. Menurutnya, Indonesia tidak hanya aktif di dalam negeri, tetapi juga tampil sebagai aktor penting dalam perumusan kebijakan internasional.
“Saya memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Bapak Suyudi Ario Seto dan jajaran BNN RI yang telah mewakili Indonesia dengan sangat baik di forum CND Wina. Sikap tegas dan konstruktif yang beliau sampaikan menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya serius menangani persoalan narkotika di dalam negeri, tetapi juga turut berkontribusi dalam membentuk kebijakan global yang lebih efektif,” ujar Choirul Anam dalam keterangannya.
Dalam pandangannya, Indonesia memiliki peran strategis dalam merespons meningkatnya ancaman New Psychoactive Substances (NPS) yang dalam satu dekade terakhir melonjak dari 254 jenis menjadi lebih dari 1.400 jenis, termasuk 168 jenis opioid sintetis berbahaya yang mengancam keselamatan generasi muda dunia.
Choirul Anam juga menyoroti usulan Kepala BNN RI terkait penguatan kapasitas laboratorium nasional, pengembangan sistem deteksi dini, serta penerapan class-based scheduling sebagai langkah strategis yang perlu didukung penuh. “Ancaman narkotika sintetis seperti nitazenes dan designer precursors ini sangat serius dan berkembang dengan cepat. Respons yang disampaikan Kepala BNN RI menunjukkan pemahaman mendalam terhadap kompleksitas persoalan ini,” tegasnya.
Selain itu, Ketua Umum KAHMI Eropa Raya tersebut mengapresiasi pendekatan diplomasi berbasis ilmu pengetahuan yang dijalankan BNN RI, dengan tetap menjaga keseimbangan antara penegakan hukum dan perlindungan kesehatan masyarakat. Menurutnya, langkah tersebut menjadi contoh diplomasi yang cerdas dan berprinsip.
“Dukungan Indonesia terhadap rekomendasi WHO untuk memasukkan dua jenis nitazenes ke Schedule I Konvensi 1961 serta sikap tegas mempertahankan daun koka di Schedule I menunjukkan konsistensi Indonesia dalam mengutamakan aspek kesehatan dan keamanan publik. Ini adalah diplomasi yang cerdas dan berprinsip,” kata Choirul Anam.
Ia juga menegaskan, sebagai organisasi alumni muslim terbesar di Eropa, KAHMI Eropa Raya siap mendukung upaya BNN RI dalam bidang edukasi dan pencegahan penyalahgunaan narkotika, khususnya di kalangan diaspora Indonesia di Eropa.
KAHMI Eropa Raya berharap momentum positif dari sidang CND Wina dapat ditindaklanjuti dengan penguatan kerja sama internasional, khususnya dengan negara-negara Eropa yang juga menghadapi tantangan serupa terkait narkotika sintetis. “Kami berharap BNN RI terus memperkuat jejaring internasional dan meningkatkan kapasitas dalam menghadapi ancaman narkotika yang semakin kompleks. KAHMI Eropa Raya siap menjadi jembatan kerja sama di Eropa,” pungkas Choirul Anam.



Tinggalkan Balasan