KMI Nilai Kemajuan Stabilitas dan Agenda Asta Cita pada Tahun Pertama Prabowo–Gibran

Jakarta – Ketua Kaukus Muda Indonesia (KMI), Edi Humaedi, menyampaikan evaluasi kritis namun konstruktif terhadap pencapaian satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Dalam keterangan persnya, Edi menegaskan bahwa anak muda perlu hadir bukan hanya sebagai penonton pembangunan, tetapi sebagai mitra pengawas sekaligus pendukung agenda strategis pemerintah.

Menurut Edi, sejumlah program yang digagas pemerintah selama satu tahun terakhir termasuk penguatan ketahanan pangan, reformasi birokrasi, serta penguatan sektor pertahanan menunjukkan arah yang positif. Namun ia mengingatkan bahwa percepatan implementasi dan konsistensi kebijakan menjadi pekerjaan besar yang harus terus ditingkatkan.

“KMI melihat pemerintahan Prabowo–Gibran sudah bergerak ke arah yang benar. Namun langkah besar bangsa ini hanya bisa terwujud bila pemerintah membuka ruang lebih luas bagi keterlibatan generasi muda. Kritik kami bukan untuk melemahkan, tetapi untuk memperkuat,” ujar Edi.

Ia menyoroti pentingnya transparansi penggunaan anggaran dan efektivitas program bantuan sosial agar tepat sasaran. Edi menekankan bahwa kritik yang disampaikan KMI bersifat membangun, bertujuan memastikan pemerintah tetap berada pada jalur keberpihakan kepada rakyat.

“Kami mengapresiasi niat baik pemerintah, tetapi kami juga berharap setiap kebijakan selalu diikuti mekanisme pengawasan yang kuat. Anak muda hari ini kritis, dan itu adalah modal demokrasi. Kita ingin pemerintah Prabowo–Gibran sukses, dan kesuksesan itu hanya mungkin terwujud bila kritik dijadikan vitamin, bukan ancaman,” tambahnya.

Menutup pernyataannya, Edi Humaedi menegaskan bahwa KMI siap menjadi mitra strategis pemerintah dalam agenda pembangunan nasional. Ia mengajak seluruh elemen pemuda untuk ikut mengawal, memberi masukan, serta memperkuat langkah pemerintahan demi tercapainya visi Indonesia Emas.

“Dukungan kami jelas: kami ingin pemerintahan ini berhasil. Tetapi keberhasilan itu harus dibangun bersama—dengan keterbukaan, sinergi, dan keberanian memperbaiki diri. Itulah arti dukungan yang sesungguhnya,” tutup Edi.