Jakarta – Ratusan massa tergabung dalam Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (JARI 98) di Patung Kuda & MK, Jalan Medan Merdeka Barat, Gambir Jakarta Pusat, Rabu (27/3/2024).

Dalam aksinya, mereka memberikan dukungan kepada hakim MK agar bebas dari segala bentuk intervensi dari pihak manapun dan meminta agar semua pihak menghormati hasil Pemilu 2024.

“Aksi serentak ini sebagai upaya mengawal independensi MK. Hakim MK jangan sampai masuk angin, dan tidak mudah diintervensi oleh pihak manapun juga yang dapat merusak demokrasi di Indonesia. Mari hormati hasil Pemilu 2024,” tegas orator aksi Mahmud.

Lebih lanjut, Mahmud berpesan agar semua pihak tidak provokasi masyarakat dengan isu pemilu curang yang mendeskreditkan penyelenggara Pemilu dan menyikapi hasil Pilpres 2024 secara bijaksana, negarawan dan legowo.

“Yang paling penting bagi seluruh elemen bangsa untuk menjaga persatuan dan kesatuan. Tolak keras narasi atau provokasi Pemilu curang yang dapat mengotori demokrasi di Indonesia. Mari jaga kondusifitas dan keamanan negara, hindari provokasi yang dapat memicu keributan,” katanya.

Sementara itu, Ketua Presidium JARI 98 Willy Prakarsa berpesan kepada kubu 01 dan 03 untuk bersikap legowo menerima kekalahan.

Hal itu, disampaikannya merespons sidang sengketa Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) yang diajukan Paslon nomor 1 dan 3 yang gagal menang di Pilpres 2024.

“Harusnya untuk 01 dan 03 bisa menjadi cerminan dan suri tauladan buat segenap lapisan rakyat yang ada di seluruh Indonesia. Bersikaplah legowo untuk menerima kekalahan,” tegas Willy.

“Berjiwa satria, legowo dan jadilah negarawan yang baik, sehingga 01, 03 benar-benar bisa menjadi cerminan untuk rakyat Indonesia,” kata dia lagi.

Dikatakannya sekali lagi agar pihak-pihak tersebut bersikap legowo, apalagi Capres 01 yang mengusung adalah Ketum Nasdem Surya Paloh. Dan ia pun menyentil desakan gugatan kubu 01 dan 03 yakni diskualifikasi Prabowo-Gibran.

“Surya Paloh aja sudah menemui Pak Jokowi, legowo kok menerima kekalahan. Kalau mau diulang bikin aja sendiri, pakai uang sendiri, main Capres-Capresan sendiri,” sindirnya.

Aktivis 98 ini juga mengingatkan agar momentum bulan suci Ramadhan ini umat muslim ber- Fastabiqul khairat yakni berlomba-lomba dalam hal kebaikan. Termasuk tidak menghasut, memprovokasi dan memancing-mancing amarah rakyat.

“Hargai kesucian Ramadhan, jangan memancing amarah rakyat Indonesia. Tapi saya yakin rakyat semakin cerdas,” tambahnya.

Selanjutnya, kata dia, gugatan soal indikasi kecurangan itu dinilai salah alamat, sebab jika ada sebuah kecurangan dalam Pilpres atau Pemilu masuk dalam ranah Bawaslu bukan ke MK.

“Saya prediksi gugatan ini akan ditolak,” katanya.

Dia juga mengkritisi tuntutan para pendukung yang kalah di Pilpres dengan isu yang melebar yakni Pemakzulan Presiden Jokowi. Termasuk mendorong adanya wacana hak angket yang digulirkan di DPR RI.

“Salahnya Pak Jokowi itu dimana. Oh mungkin hak angket itu nanti akhirnya jadi hak angkot, sehingga jadi bargaining position,” cetusnya.

Lebih jauh,Willy menambahkan agar publik tanah air mendoakan kubu 01 dan 03 yang masih gelap gulita hatinya tidak menerima kekalahan Pilpres 2024 diberikan hidayahnya oleh Allah SWT.

“Doakan saja supaya diberi hidayah oleh Allah SWT, mari jaga persatuan dan kesatuan. Kita adalah bangsa yang besar dan itu lebih berharga daripada emas, permata dan berlian yang ada didunia ini,” pungkasnya.

Temukan juga kami di Google News.