Jakarta – Dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks, kemandirian ekonomi menjadi salah satu kunci utama bagi Indonesia. Sebagai negara dengan populasi besar dan sumber daya alam yang melimpah, penguatan ekonomi dalam kerangka nilai-nilai Pancasila menjadi penting. Melalui upaya memperkuat koperasi sebagai sokoguru ekonomi Pancasila, Indonesia dapat menciptakan sistem ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Hal ini menjadi fokus dalam sesi dan pembahasan mengenai ekonomi Pancasila dalam kegiatan Diklat Pengajar Pembinaan Ideologi Pancasila Berbasis Buku Teks Utama Pendidikan Pancasila bagi Guru SD, SMP, SMA/SMK yang diselenggarakan oleh Kedeputian Pendidikan dan Pelatihan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Kegiatan yang berlangsung pada Senin, 25 Maret 2024, di gedung Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta.

Agenda ini dihadiri oleh 100 orang peserta yang mencakup seluruh guru Pendidikan Pancasila, mulai dari tingkat SD hingga SMA di seluruh Provinsi DKI Jakarta. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan aktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam proses pembelajaran dan lebih lanjut dalam segala proses berkehidupan bangsa Indonesia

Staff Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP, Antonius Benny Susetyo dalam paparannya menyoroti peran koperasi sebagai sokoguru ekonomi Pancasila dalam memperkuat kemandirian sistem ekonomi Indonesia. Ia menekankan bahwa koperasi bukan hanya sebagai entitas ekonomi, tetapi juga sebagai instrumen untuk memperjuangkan keadilan sosial, kesetaraan, dan pemberdayaan masyarakat.

Menurut Benny, koperasi memiliki beberapa keunggulan yang sejalan dengan prinsip ekonomi Pancasila, antara kesetaraan dan keadilan, hal ini terjadi karena Koperasi menawarkan model kepemilikan bersama yang memberikan kesetaraan hak dan keadilan bagi semua anggotanya.

“Dalam koperasi, setiap anggota memiliki suara yang sama dalam pengambilan keputusan, tanpa memandang besar kecilnya kontribusi atau modal yang mereka miliki. Koperasi juga sejalan dengan prinsip solidaritas dan gotong royong yang merupakan nilai fundamental dalam Pancasila.” tegasnya.

Benny menjelaskan bahwa hal ini terjadi karena diharapkan setiap anggota koperasi dapat saling membantu dan mendukung satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, sehingga menciptakan iklim kerja sama yang sehat dan produktif.

“Selain itu koperasi juga diharapkan dapat melakukan pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan menyediakan akses ke pasar, sumber daya dan layanan keuangan. Hal ini membantu mengurangi ketimpangan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan bersama.” ungkapnya.

Lebih lanjut, doktor ilmu komunikasi politik tersebut juga menyatakan bahwa dalam konteks globalisasi dan tantangan ekonomi yang semakin kompleks, koperasi diharapkan dapat menjadi pilar utama dalam memperkuat kemandirian ekonomi Indonesia. Namun, tantangan yang dihadapi oleh koperasi juga tidak bisa diabaikan.

“Tantangan seperti kurangnya modal, kualitas sumber daya manusia serta iklim kepengurusan yang penuh nepotisme membuat keberadaan koperasi tidak terlalu efektif untuk perkembangan ekonomi di Indonesia dan karenanya kegiatan ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk memperkuat pemahaman dan implementasi sistem ekonomi Pancasila melalui koperasi dalam proses kehidupan dan berekonomi seluruh lapisan masyarakat Indonesia.” tuturnya.

Melalui upaya kolaboratif terus menerus antara pemerintah, koperasi, dan masyarakat, Benny mengungkap harapan agar Indonesia dapat terus mengembangkan ekonomi yang berlandaskan pada nilai-nilai luhur Pancasila demi menciptakan kesejahteraan yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia.

Benny menutup paparannya dengan menyatakan bahwa “Setiap ide dan pengalaman terkait dengan implementasi ekonomi Pancasila melalui koperasi yang dimiliki para peserta diharapkan dapat memperkaya informasi mengenai bagaimana seharusnya koperasi yang ideal dibentuk dan dioperasikan sehingga peran koperasi dalam memperkuat kemandirian ekonomi bangsa dan negara ini dapat benar-benar terbukti.”