Bandung – Pengajian Ahad (JIHAD) pagi (28/01/2024) yang diselenggarakan di Masjid PP. Persis Viaduct Kota Bandung diikuti ribuan jamaah dari berbagai kalangan, mulai dari orang tua, dewasa dan anak-anak yang datang dari segenap penjuru Kota Bandung dan wilayah sekitarnya, menjadi bukti bahwa umat Islam, khususnya anggota Persis masih tetap antusias dalam Tholabul ‘Ilmi.

Untuk menampung ribuan jamaah beserta kendaraan yang dibawa, tentu saja semuanya tidak dapat masuk ke dalam area masjid di kompleks kantor Pimpinan Pusat Persis, mengharuskan adanya rekayasa lalulintas di seputaran simpang/lingkar Jl. Perintis Kemerdekaan Babakan Ciamis, atau yang lebih dikenal sebagai lingkar Viaduct Stasiun Bandung, harus ditutup sebagian ruasnya. Hal tersebut tentu saja telah dikoordinasikan dengan pihak Poltabes Bandung dan waktunya juga telah ditentukan dari jam 06.00 hinggga 08.30 WIB agar tidak terlalu lama mengganggu masyarakat yang hendak beraktivitas.

Pengajian Ahad (JIHAD) pagi adalah kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh PP. Persis Bandung dan kali ini diisi oleh Ustadz Dr. H. Haris Muslim, MA. yang menjabat sebagai Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Persis, membahas Isra Mi’raj dan hikmah apa saja yang bisa diambil dari peristiwa tersebut.

Jamaah Pengajian yang mengisi seluruh ruas jalan Perintis Kemerdekaan Kota Bandung didepan kantor PP Persis ini, nampak hikmat menyimak materi yang disampaikan oleh Ustadz Haris yang dapat menyandingkan dengan kondisi realistis yang saat ini terjadi di sekitar kita. Semata-mata bertujuan untuk mengigatkan kita semua agar dapat menjaga/meningkatkan kadar keimanan (Tauhid) yang salah satunya dengan menjaga sholat kita sebagaimana intisari makna dari perjalanan Isra-Mi’raj itu sendiri, yakni saat Nabi Muhammad SAW menerima perintah sholat secara langsung dari Allah SWT yang menandakan betapa pentingnya sholat itu sendiri sebagai tiang agama.

“Sangat berbeda dari semua wahyu kalam Al-Qur’an yang diturunkan Allah SWT melalui perantara Malaikat Jibril, Nabi Muhammad SAW, harus menempuh perjalanan dari Masjidil Haram ke Baitul Maqdis/Masjidil Aqsa dan dilanjutkan ke Sidratul Muntaha (langit ke-7), dimana selama perjalanan dari langit pertama, telah dipertemukan dengan para nabi/rasul pendahulunya mulai dari Nabi Adam As, Nabi Yusuf As, Nabi Yahya As, Nabi Isa As, Nabi Idris As, Nabi Harun As, Nabi Musa As, hingga ke langit ke-7 bertemu dengan Nabi Ibrahim As.” beber Ustadz Haris.

Menutup ceramahnya Ustadz Dr. H. Haris Muslim, MA. menyampaikan hikmah tentang makna dari peristiwa Isra Mi’raj itu sendiri adalah sebagai berikut :

1. Memperlihatkan kekuasaan Alah SWT, bahwa tidak ada yang sulit bagi-Nya untuk membawa seorang manusia ke alam langit dan mengembalikannya ke bumi dalam satu perjalanan rabbani yang tidak terjangkau oleh akal manusia. Isra dan mi raj adalah salah satu tanda kekuasaan Allah SWT.

2. Keistimewaan Masjidil Aqsa dalam Islam yang berkaitan dengan aqidah kaum muslimin. Ia merupakan qiblat para Nabi sebelum Nabi Muhammad SAW, Masjidil Aqsa merupakan qiblat pertama yang Nabi SAW shalat menghadapnya sebelum dialihkan ke ka’bah.

3. Muhammad SAW merupakan Imamnya para Nabi dan Rasul, beliau shalat di Masjidil Aqsha dan yang menjadi makmumnya adalah para Nabi.

4. Pokok dari agama semua para Nabi adalah Tauhid karena Allah SWT tidak mengutus seorang Rasulpun melainkan untuk menyampaikan tentang Tauhid.

5. Islam adalah Agama Fitrah

6. Urgensi dan Kedudukan Shalat dalam Islam : Shalat merupakan satu-satunya syari at yang disampaikan Alah kepada Nabi Muhammad SAW secara langsung lanpa perantara, menandakan betapa pentingnya sholat itu sendiri.

Berkaitan dengan kondisi Indonesia saat ini dalam menghadapi acara demokrasi lima-tahunan, Ustadz Dr. H. Haris Muslim, MA. menyampaikan “Saya mengajak kepada jamaah sekalian, kepada masyarakat luas untuk menyikapi perhelatan politik ini dengan iman dan taqwa, dengan kecerdasan, juga dengan ketakwaan.”

Ia juga mengingatkan bahwa ada perbedaan dari apa orang yang beriman lakukan dengan orang yang tidak beriman lakukan ketika menghadapi permasalaha.

“Untuk itu, Bapak Ibu sekalian, PP persis sudah dari bulan November itu mendeklarasikan Pemilu damai, Apa Pemilu Damai itu? menolak politik uang, menolak hoax, menjaga persatuan dan kesatuan, menjaga ukhuwah di dalam Jami’ah serta menjaga kekompakan Jami’ah.” ungkapnya.

Ia menjelaskan bahwa hal ini pesan-pesan universal boleh disampaikan di masjid. Termasuk penyampaian terkait perbedaan pilihan.

“Misalkan sekarang bapak ibu punya pilihan. Bisa jadi pilihan Bapak dan pilihan Ibu beda beda. Tapi jangan sampai beda pilihan menjadi bermusuhan. Kenapa karena sangat rugi sekali kalau hajatan ini menjadi pemecah diantara umat di antara bangsa,” ujarnya.