JAKARTA – Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (JARI 98) memberikan apresiasi kepada Kapolri Milenial Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo dengan aksi “Presisi” nya dalam rangka memelihara kamtibmas tetap kondusif.

Salah satunya, adalah setelah pelantikan Kapolri langsung melakukan konsolidasi meminta masukan menemui para alim Ulama baik NU, Muhammadiyah maupun ke para Kyai-Kyai sepuh.

“Ini adalah simbol bahwa beliau memberikan contoh kepada anak buahnya sosok yang humanis dan Pancasilais,” tegas Ketua Bidang Komunikasi dan Politik JARI’98 Apdan Nanung, hari ini.

Selain itu, lanjut Apdan, Jenderal Listyo juga rajin sowan ke para senior dan tak segan-segan dengan sikap rendah hatinya selalu minta masukan-masukan positif agar sinergitas antara senior dan junior terus terjalin. Begitu juga dengan semua TNI.

Ia juga memuji gebrakan lainnya yang selalu aktif dalam ikut penanggulangan masalah sosial sebagai aksi Prediktifnya, sebagai upaya deteksi dini. Tiap Polsek di titik beratkan pada persoalan Kamtibmas dan lebih memprioritaskan soal penyidikan dan penyelidikan diserahkan ke semua Polres-Polres. Seperti penyederhanaan penerapan UU ITE agar tidak makan korban lagi.

“Juga penegakan supremasi hukum tanpa tebang pilih/tanpa pandang bulu agar tercipta keadilan yang menyeluruh bagi segenap lapisan masyarakat Indonesia (Equality before the law). Tidak lagi tajam ke bawah kemudian tumpul ke atas,” bebernya.

Apdan melanjutkan hal lainnya adalah ketegasan dan perhatian khusus “Tribrata 1” itu pada persoalan Poso dan Papua. Untuk di Poso, dilanjutkan kembali Operasi Madago Raya yang sebelumnya Operasi Tinombala. Satgas ini dibentuk untuk mengejar daftar pencarian orang (DPO) dari kelompok MIT pimpinan Ali Kalora. Selanjutnya Satgas Nemangkawi merupakan tim gabungan antara TNI/Polri yang diterjunkan ke wilayah Papua dengan menyasar gerakan separatis. Tim tersebut kerap terlibat dalam baku tembak dengan KKB.

“Ini adalah bukti sikap tegas beliau dalam membredel kelompok radikal dan separatis,” pungkasnya.