JAKARTA – Ratusan massa tergabung dalam Aliansi Mahasiswa dan Pemuda cinta NKRI menggelar aksi unjuk rasa kepung Kantor Komnas Ham Menteng Jakarta Pusat, Senin (17/6/2019).

Mereka meminta agar Komnas HAM bersikap adil untuk menginvestigasi korban terhadap aparat keamanan.

“Komnas HAM harus bersikap adil untuk menginvestigasi korban terhadap aparat keamana karena mereka juga manusia,” tegas Koordinator aksi Bram saat berorasi.

Lebih lanjut, Bram meminta agar Komisioner Komnas Ham harus menjunjung tinggi nilai keadilan terhadap TNI – POLRI yang jadi korban kerusuhan.

“Jangan berat sebelah, Komnas Ham juga harus investigasi terkait korban dari TNI-Polri. Apalagi ada yang asramanya dibakar. Apa yang dilakukan para perusuh ini telah membuat resah masyarakat, sementara TNI-Polri berjuang mati-matian mengamankan negara,” sebutnya.

Bram kembali mengingatkan agar Komnas Ham memperhatikan hak asasi para petugas Kepolisian dan TNI secara adil sama halnya dengan warga negara lainnya.

“Bagaimana TNI-Polri melindungi masyarakat sementara mereka sendiri jadi korban? TNI-Polri tidak pernah dianggap jadi korban karena polisi dianggap kuat. Perlindungan HAM bukan berarti minta dijagain, tapi implementasi HAM harusnya disamakan dengan warga negara lain,” ucap Bram.

Bram membeberkan banyak kerugian secara materiil dan psikologi yang menimpa aparat TNI-Polri. Dia mengaku jumlah korban para petugas cukup banyak, belum lagi banyaknya fasilitas milik negara juga ikut dirusak akibat serangan brutal para perusuh.

“Ada 16 mobil yang dibakar dan puluhan lainnya rusak parah. Aksi massa terjadi dini hari tersebut juga berdampak trauma pada ibu-ibu dan anak-anak penghuni asrama. Korban TNI-Polri juga banyak, Komnas Ham harus melek juga. Jangan tumpul untuk menginvestigasi hal ini,” jelasnya.

Ditempat yang sama, 11 perwakilan massa yang di pimpin Bram diterima oleh anggota tim investigasi 21-22 Mei 2019 Lulu dan Ceria. Bram pun menjelaskan kedatangannya yakni meminta kepada Komnas HAM agar obyektif dalam melakukan investigasi terhadap TNI – Polri karena mereka juga merupakan korban dalam kejadian tersebut sebagai contoh penyerangan asrama dan petugas yang dilakukan oleh perusuh merupakan pelanggaran HAM.

“Kami akan mengawal investigasi yang dilakukan oleh Komnas HAM jangan sampai berat sebelah karena jika nanti rekomendasi yang di hasilkan hanya menyentuh pada aparat saja ini tidak fair. Aparat juga punya HAM, saya berpendapat agar di bentuk juga Tim khusus buat TNI dan Polri agar semua bisa clear dan adil,” tambah dia.

Sementara anggota tim investigasi 21-22 Mei 2019 Lulu memastikan bahwa tim ini di bentuk untuk melihat secara keseluruhan dan di jalankan secara fair semua data di record.

“Kita welcome siapapun pengadunya, sehingga dalam pertemuan hari ini akan kita sampaikan kepada Ketua Tim sehingga investigasi nanti berjalan baik dan objektif,” tukasnya.

Disela-sela aksinya, massa aksi cukup kecewa terhadap jawaban pihak Komnas Ham yang kurang memberikan penegasan akan melakukan investigasi soal korban TNI-Polri. Mereka pun membakar ban bekas tepat didepan pintu masuk Komnas Ham dan mereka juga memberikan petisi dukungan TNI – POLRI kepada Komnas HAM.

Temukan juga kami di Google News.