JAKARTA – Persoalan internal Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendapatkan perhatian publik lantaran para pimpinannya tidak tegas dalam menjaga soliditas lembaga antirasuah. 

Berangkat dari persoalan itu, ratusan massa mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Peduli Penegakan Hukum kembali turun kejalan mengepung lembaga antirasuah. Mereka memastikan akan terus bergerak jika ada salah satu penyidiknya yakni Novel Baswedan berada didalam KPK.

“Kami tidak tinggal diam jika masih Novel Baswedan berada di dalam KPK. Kami minta Ketua KPK untuk segera mencopot Novel Baswedan karena diduga tidak netral,” ungkap Koordinator aksi Fahri Salim.

“Novel harus di periksa oleh pengawasan internal,” ujar Fahri lagi.

Lebih lanjut, Fahri Salim juga meminta agar ASN KPK bersih dari muatan politik dan Komisi Pemburu Koruptor itu bersih dari muatan politik. Katanya, KPK harus independen dan tidak terpengaruh dari kekuasaan elit politik.

“Kami beri waktu 7 x 24 jam untuk membuktikan jika KPK tidak berpolitik, maka segera tangkap Kepala Daerah atau kubu pendukung 02,” sebutnya lagi.

Dia mengingatkan agar KPK sebagai lembaga Negara yang dibentuk dengan tujuan meningkatkan daya guna dan hasil guna terhadap upaya pemberantasan tindak pidana korupsi. KPK bersifat independen dan bebas dari pengaruh kekuasaan mana pun dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya. Dalam pelaksanaan tugasnya, KPK berpedoman kepada lima asas, yaitu: kepastian hukum, keterbukaan, akuntabilitas, kepentingan umum, dan proporsionalitas. 

“KPK bertanggung jawab kepada publik dan menyampaikan laporannya secara terbuka. Namun saat ini KPK tidak sesuai dengan asas seperti sejak pertama kali adanya lembaga ini di bentuk, indepensi dan bebas pengaruh dari kekuasaan mana pun saat ini tidak ada di dalam tubuh KPK lagi,” jelasnya.

Dikatakannya, KPK sudah tidak ada seperti yang dulu lagi dimata masyarakat seperti awal mulanya di bentuk. Baru ini juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Andre Rosiade, memberi bocoran kepada wartawan bahwa jika Prabowo menang di Pemilihan Umum Presiden 2019, Novel Baswedan atau Bambang Widjojanto akan menjabat sebagai Jaksa Agung. 

Ditambah pernyataan Fadli Zon bahwa Novel sudah lama dekat dengan Prabowo. Begitu juga dengan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono yang mengatakan Novel adalah ‘orang kita’ atau dalam konteks orang Partai Gerindra. 

“Ini jelas tidak pantas bahwa Novel Baswedan masih berada ddi dalam tubuh KPK. Karena sudah tidak di asasnya seperti awal di bentuk,” pungkasnya.

Temukan juga kami di Google News.