Medan – Viralnya video ceramah ustadz tengku Zulkarnain mengomentari RUU P-KS dan membawa nama majelis ulama Indonesia (MUI) berduka cita atas pasal yang dikatakannya pemerintah menyediakan alat kontrasepsi bagi remaja yang ingin berzinah adalah informasi yang keliru dan mengarah pada fitnah terhadap pemerintah Jokowi.
Anak Muda NU Ahmad Riduan Hasibuan menyesalkan viralnya ungkapan berisi berita hoax dan menjurus fitnah yang di sampaikan Tengku Zulkarnain sekalipun sudah minta maaf.
“Kita sayangkan, tokoh agama ceroboh akhirnya jadi fitnah meluas dan di sampaikan berulang oleh pihak lain seperti di Banyuwangi,” tegasnya
Ustadz Tengku Zulkarnain tidak cukup meminta maaf lewat twitter atas viralnya video yang mengakibatkan fitnah yang meluas terhadap pemerintahan Jokowi seolah melegalkan perzinahan dengan memberikan alat kontrasepsi.
“Tengku Zulkarnain, harus gantle mempertanggung jawabkan kesalahannya. Menyampaikan berita bohongnya berapi api, kok minta maafnya seperti bersembunyi. Bukannya ulama Istighfarnya harus lebih kuat,” terangnya.
Tuduhan mengarah fitnah terhadap pemerintah semakin keji dan tak beradab, jika di telusuri lebih dalam ini rangkaiannya diduga sangat tersistematis.
Pertama di hembuskan isu pemerintahan Jokowi mendukung LGBT, melegalkan perkawinan sesama jenis door to door, penghapusan pendidikan agama, sekarang lagi viral melegalkan zina tengku Zulkarnain di pengajian dan bahkan berada di lokasi masjid oleh suprayitno di banyuwangi dengan narasi yang hampir sama.
Seperti ingin menyampaikan pesan, bahwa pemerintahan ini anti Ketuhanan, melawan norma agama dan budaya bangsa.
“Kalau Tengku Zulkarnain mengaku mendapat masukan, siapa yang kasi masukan ? Apakah sama dengan yang memberi masukan ustadz Supriyanto di banyuwangi ? Atau emak emak di makassar dan karawang ?,” kata Wakil Bendahara GP Ansor Sumatera Utara ini.
Pemuka agama harus berbagi hikmah, bukan berbagi fitnah. Pengajian dan mesjid harus di jadikan rumah Allah menyatukan umat, jangan dijadikan tempat untuk berkampanye politik dan menghina orang lain.
“Kita meminta pihak kepolisian mengusut kejadian ini agar terang benderang sumber hoax yang selama ini berkeliaran di media sosial meracuni pikiran masyarakat kita,” pungkasnya.