JAKARTA – Hubungan Capres 02 Prabowo Subianto dengan Australia sedang mesra-mesranya sampai-sampai Prabowo yang katanya dikenal tegas malah lembek di hadapan Australia. 

Mantan Danjen Kopassus itu justru memberi angin segar kepada Australia memindahkan Kedutaan Besarnya di Israel ke Yerusalem. 

Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (JARI 98) menyebut kedok Prabowo kian terbuka karena lebih pro asing, pro Israel daripada pro Palestina. Atas pernyataan tersebut, pihaknya mendesak agar Prabowo meminta maaf kepada seluruh ulama dan umat Islam khususnya di Indonesia.

“Kami sangat mengutuk Australia yang memindahkan Kedubes di Israel ke Yerusalem. Karena itu sebagai pengakuan terhadap Israel. JARI 98 juga mengecam sikap Prabowo Subianto yang mendukung Australia memindahkan Kedubesnya ke Yerusalem,” tegas Sekjen JARI 98 Ferry Supriyadi saat jumpa persnya di Hotel Ibis Cikini, Jakarta, Kamis (29/11/2018).

Menurut dia, pernyataan Prabowo merupakan bentuk lain dari dukungan kepada Israel dan pengkhianatan terhadap perjuangan kemerdekaan Palestina. Sikap Prabowo yang terkesan tidak tegas itu menunjukkan dangkalnya pemahaman politik luar negeri khususnya mendukung perjuangan rakyat Palestina.

“Terkesan hanya asal beda dengan pemerintahan Jokowi meski harus mengorbankan umat Islam. Sikap Prabowo menciderai dukungan Ulama dan Umat Islam Indonesia yang selama ini konsisten dengan perjuangan kemerdekaan Palestina,” tambah Ferry.

“Yang koar-koar dukung kemerdekaan Palestina dan dekat dengan Prabowo harusnya konsisten dengan perjuangan kemerdekaan Palestina. Bukannya malah jadikan warga Australia sebagai tamu istimewa di reuni akbar 212. Ada apa ini,” cetus Ferry lagi.

Ferry mengingatkan agar para ulama maupun ormas Islam yang awalnya mendukung Prabowo untuk evaluasi diri atau mencabut dukungannya.

“Ini malah di reuni nya mengundang tamu istimewa dari Australia. Semakin tidak yakin kalau itikad mereka murni untuk Islam. Dulu katanya aksi bela Islam, kalau sekarang ya aksi bela Capres 02,” sindir Ferry lagi.

Ferry pun menyindir gerakan PA 212 yang sudah terbaca arah politiknya apalagi pentolan-pentolannya masuk didalam tim pemenangan Prabowo-Sandi.

“Mereka gak berani sumpah kalau reuni 212 itu berbau politik. Gak sumpah juga publik sudah membacanya kalau itu arahnya bela Prabowo,” terangnya.

Padahal, kata Ferry, pernyataan Prabowo membuktikan lebih mencintai asing/pro western daripada Islam. Prabowo lebih membela barat daripada Islam.

“Sangat jelas ini melukai umat Islam. Keberpihakannya terhadap Palestina sangat diragukan. Ulama pendukung Prabowo jika tak merespons sikap Australia yang pindahkan Kedubes di Israel ke Yerusalem maka Islamnya patut diragukan. Tolak Capres yang pro zionis Israel,” pungkasnya.

Temukan juga kami di Google News.