Jakarta – Belakangan ini Ratna Sarumpaet mengaku dia berbohong soal kondisinya.

Dugaan penganiayaan aktivis senior Ratna Sarumpaet tersebut membuat gaduh.

Mukanya lebam-lebam bukan akibat penganiayaan, melainkan akibat operasi sedot lemak. Pasca pengakuan Ratna, beredar kembali foto Ratna dan putra tertua Iqbal sedang memakai baju kotak-kotak di saat pilgub DKI tahun 2012 silam.

Pengamat Politik Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menilai viral foto Ratna dan Iqbal memakai baju kotak-kotak tergolong hoaks baru jika keduanya disebut sebagai sosok penyusup yang ditugaskan oleh tim Jokowi untuk menjatuhkan pamor Prabowo.

“Nah ini sudah produksi hoaks lagi,” kata Karyono saat konferensi pers di Hotel Ibis Budget Cikini, Jumat (5/10/2018).

Menurut Karyono, beredarnya foto tersebut adalah sebuah propaganda opini untuk mengelabui masyarakat seolah-olah Ratna adalah orangnya Jokowi.

“Propaganda opini ini adalah upaya untuk mengelabuhi masyarakat agar memunculkan image bahwa Ratna adalah orangnya Jokowi yang bertugas sebagai penyusup untuk merusak Prabowo Sandiaga,” sebut dia.

Karyono pun mengaku langkah tersebut justru tidak efektif dan tidak berpengaruh ke publik. Sebab, kata dia, Ratna diketahui sudah lama berseberangan dan kerap kritis dengan Jokowi seperti gerakan hastag #2019GantiPresiden.

“Tidak akan efektif menurut saya, karena Ratna sudah lama berseberangan dengan Jokowi. Buktinya dia sangat kritis dan selalu menyuarakan #2019GantiPresiden,” ucap Karyono.

Dikatakan dia, hal itu dilakukan untuk tujuan membalikkan opini negatif ditengah kepanikan kubu Prabowo – Sandi yang sedang mengalami tsunami politik atas terbongkarnya kasus kebohongan Ratna Sarumpaet

“Ada yang ingin membalikkan opini negatif ditengah kepanikan Prabowo Sandi. Sebab pengakuan Ratna itu ternyata hanya rekayasa dan dia mengakui kebohongannya,” jelasnya.

Masih kata Karyono, sebelumnya tim Prabowo melakukan konferensi pers merespon kasus tersebut. Dengan melakukan kritik terhadap pemerintah Jokowi kemudian sampai akan bertemu Kapolri untuk mengusut kasus tersebut namun ternyata Ratna mengakui kebohongannya. Menurut dia, ini akan menimbulkan sentimen negatif bagi kubu pasangan Prabowo Sandi dan akan menimbulkan persepsi negatif bagi Prabowo.

“Ternyata kebohongan yang di sampaikan Ratna Sarumpaet sudah fakta sehingga publik akan merespon secara negatif, ini akan menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat kepada pasangan Prabowo Sandi,” bebernya.

Lebih jauh, Karyono memastikan jika kepercayaan masyarakat terhadap Prabowo itu menurun maka bisa berpotensi menggerus elektabilitasnya. Sebab Prabowo saat ini sudah dipersepsikan sebagai Capres yang tidak memiliki kehati-hatian bahkan dia dicontoh oleh sebagian masyarakat terlibat dalam penyebaran berita bohong.

“Mestinya Prabowo melakukan tabayyun, cek and ricek terkait informasi yang disampaikan Ratna Sarumpaet. Masa sekelas Prabowo bisa dibohongi oleh Ratna Sarumpaet apalagi dia seorang Jenderal mantan Kopassus. Mestinya harus lebih hati-hati dalam merespon dengan kasus Ratna Sarumpaet ini,” pungkasnya.

Temukan juga kami di Google News.