Bekasi – Tidak dipungkiri hingga ini masih terdapat embrio radikal yang terus berkembang ditengah-tengah masyarakat.

Terlebih adanya kejadian di teror bom di Polsek wilayah Bandung beberapa hari terakhir.

“Faham ini diawali dari sikap intoleran lalu berkembang menjadi sikap yang ekslusif, merasa paling benar dan berani mengkafirkan orang lain diluar keompoknya,” tegas Penceramah Ustadz Zaidan Fikri, di Masjid Jami Al Barokah Tambun Kab. Bekasi, Rabu (14/12/2022).

Oleh karena itu, dia mengajak jamaah untuk memastikan lingkungan yang ada disekitar tempat tinggal masing-masing tak terdapat faham tersebut.

Dalam momentum Maulid Nabi ini mari bersama membentengi diri dengan senantiasa mensyiarkan Islam yang rahmatan lil alamin jangan biarkan sedikitpun lingkungan, keluarga sekitar berkembang paham tersebut yang biasanya membid’ahkan kelompok lainnya bahkan menghalalkan darahnya.

“Bid’ah adalah sesuatu yaag tidak diucapkan dan dilakukan Rasul, Imam syafii sudah menjelaskan bahwa kata bid’ah adalah kata yang general atau umum tapi makanya khusus, yaitu segala sesuatu yang dilakukan tanpa contoh Rasul tapi bertabrakan dengan syariat atau agama itu baru sesat, sedangkan jika adzan pakai speaker namanya bid’ah hasanah karena fungsinya untuk kebaikan umat,” jelasnya.

Kata dia, perlunya pemahaman terkait intoleransi dan radikalisme. Adanya tangga-tangga untuk menuju teroris sudah pasti intoleran awalnya jika dibiarkan akan menuju pemahamam yang lebih extrem.

“Jika berperilaku seperti itu maka akan menuntun pada kebinasaan,” katanya.

Menurutnya, pada era saat ini anak kaum milenial banyak yang mencoba Hijrah, tetapi sangat disayangkan jika kaum milenial tersebut salah memilih guru, tidak bisa mentafsirkan alquran begitu saja.

“Jika dengan belajar agama islam membuat seseorang menjadi benci sesama muslim dan agama lain, bisa di pastikan ada yang keliru dengan proses pembelajarannya,” ujarnya.

Dikatakannya, jangan sampai kecintaan kepada Agama Islam membuat seseorang harus menarik diri dari masyarakat dan menimbulkan perpecahan. Menjadi radikal dan terorisme untuk melawan umatnya sendiri dan negaranya.

Jika ada seseorang yang bersikap intoleransi cenderung akan menjadi radikal, yang sudah semakin sulit untuk diperingatkan oleh orang lain dan akhirnya menjadi terorime.

“Dimana adanya kelompok-kelompok dengan tujuan tertentu menguasai manusia dengan Agama untuk berbuat yang tidak baik, dengan begitu pentingnya memahami sehingga memiliki daya imun untuk menolak pemahamam radikal,” sebutnya.

“Dalam agama Islam memberikan banyak kemudahan jangan lah mengambil pendapat-pendapat yang keras, harus bisa melihat perbedaan jika ada yang tidak sesuai dengan pemahamannya terjadilah penolakan yang menjadikan sulit untuk bersosialisasi,” pungkasnya.