Jakarta – Ekonom sekaligus Co Founder dan Direktur Eksekutif Segara Institut Dr. Piter Abdullah Redjalam mengajak masyarakat untuk tidak khawatir berlebihan terhadap ancaman resesi global.
Menurutnya, masyarakat justru harus tetap optimistis bahwa Indonesia akan terhindar dari resesi dunia tersebut dengan tetap mendukung perekonomian domestik.
“Kondisi global yang diyakini sebagai suasana gelap (perfect storm) bukan berarti Indonesia juga akan mengalami hal yang sama lantaran Indonesia memiliki struktur ekonomi yang tidak tergantung pasar global,” kata mantan penasihat Bank Indonesia, di Jakarta pada Rabu (24/11/2022) malam.
Dilihat dari kontribusi pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih bergantung pada permintaan atau konsumsi domestik. Dan peran ekspor yang tergantung global hanya pada kisaran 15%-20%.
“IMF dan World Bank meyakini bahwa Indonesia akan menjadi salah satu cahaya ditengah gelapnya perekonomian global nanti, ini suatu berita baik,” ujar pria kelahiran Lahat 56 tahun silam ini.
Terkait kehadiran Forum G20 yang baru saja berlangsung di Bali, Piter menyatakan ada banyak dampak positif yang terjadi dan mendorong geliat perokonomian Indonesia, khususnya di Bali yang sangat terpuruk akibat pandemi.
Forum G20 yang berlangsung diklaim berhasil memicu pertumbuhan perekonomian Bali hingga diatas 8% pada triwulan lalu.
“Dampak G-20 sangat membantu perekonomian kita khusuanya bidang pariwisata, perhotelan, transportasi benar-benar terdorong positif, sehingga membuat kita bisa berharap bahwa perekonomian hingga 2024 akan membaik,” ungkap alumni S1 UGM Yogyakarta ini.
Meski demikian, kata alumni S2 International University of Japan ini, pemerintah juga harus mempersiapkan berbagai respon terhadap kondisi ekonomi global. Hal utama adalah bagaimana menjaga permintaan domestik tetap terjaga.
Persoalan kesehatan juga harus benar-benar dipastikan membaik untuk memberikan ruang ekonomi terus membaik dan berkelanjutan.
“Kondisi global bukan berarti kita mengabaikan tapi tidak perlu menjadi suatu kekhawatiran kita. Demikian juga kondisi masa lalu dikarenakan pandemi tidak harus menjadi alasan kita untuk khawatir. Kondisi perekonomian kita mempunyai pijakan untuk menjadi lebih baik kedepan,” paparnya.
Terbukti, dari triwulan ke triwulan tumbuh makin membaik dan peluang itu berlanjut hingga 2023 nanti, meski secara global dikatakan suram maupun gelap.
“Perilaku berlebihan untuk berjaga-jaga yang dilakukan masyakat luas dengan menggurangi belanja dan aktivitas ekonomi justru akan menurunkan permintaan domestik,” ujar Piter yang meraih gelar Doktor di Universitas Indonesia (UI) tahun 2010.