NUNUKAN – Dialog Kebangsaan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia Muda Kaltara (ICMI), dihadiri Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Nunukan, Ahmad. Dalam dialog dengan tema Merawat Nilai Luhur Ideologi Pancasila dan Islam yang rahmatan lil alamin ini juga turut hadir Kepala Kantor Kemenag Nunukan, Muhammad Ramli sebagai narasumber.

Kepala Disdik Nunukan, Ahmad dalam sambutannya mewakili Bupati Nunukan, Asmin Laura mengatakan sebagai pemerintah, menyambut baik dialog kebangsaan yang diselenggarakan oleh para aktivis dan intelektual muda tersebut.

Menurut Laura, agama dan pancasila adalah dua hal yang tidak bisa dipertentangkan. Nilai – nilai di dalam pancasila tidak ada yang bertentangan sama sekali dengan nilai – nilai dari semua agama yang ada di Indonesia.

“Sebagai ikhtiar kita untuk duduk bersama, berdiskusi, dan mencari solusi atas berbagai persoalan yang tengah dihadapi oleh umat islam dan bangsa indonesia saat ini,” kata Ahmad.

Laura turut menegaskan bahwa nilai – nilai dari agama dan pancasila harus dijalankan secara selaras dan seimbang oleh seluruh warga negara, sehingga tercipta sebuah kehidupan bangsa yang aman, rukun, damai, dan religius.
Selain itu, Laura juga meminta agar para cendekiawan dan intelektual muslim harus mampu tampil memberi solusi atas setiap persoalan keumatan. bukan hanya di bidang keagamaan saja, namun lebih dari itu mereka harus bisa menyumbangkan ide, saran dan buah pikirannya di bidang ekonomi, politik, termasuk di bidang sosial dan budaya.

“Jika hal itu bisa dilakukan, maka keberadaan para intelektual dan cendekiawan muslim akan memberi manfaat kepada masyarakat. Sudah bukan saatnya lagi, para intelektual muslim hanya duduk di warung kopi sambil berdebat keras tentang satu persoalan, namun tidak menghasilkan solusi yang bernas bagi umat sama sekali,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Kantor Kemenag Nunukan, Muhammad Ramli menambahkan Pemuda harus bekerjasama memberikan tenaga dan pikirannya membantu pemerintah. Bagaimana terciptanya kondisi, keadaan yang aman, damai, rukun dan harmonis.

Ia menilai hal yang perlu dimoderasi cara pandang, praktek, sikap beragama agar memahami dan mengamalkan ajaran agama tidak berlebihan dan tidak ekstrim. Sehingga tidak menyebabkan kekerasan dan melanggar nilai kemanusiaan.

“Moderasi beragama juga perlu sekali, karena dimana kita hidup di udara yang majemuk, multikultural dengan agama, suku, bahasa dan budaya. Perbedaan ini menghadirkan persatuan dan kesatuan umat, kemudian menghargai satu sama lain dan tidak egois dengan pendapat sendiri,” tuturnya.

Ketua Umum ICMI Muda Kaltara, Abimanyu mengungkapkan dalam kegiatan dialog turut dihadiri Camat Nunukan Hasan Basri, Ketua STIT Ibnu Khaldun Nunukan Bakhrul Ulum, serta para peserta yang berasal dari pelajar serta mahasiswa Islam dilingkungan Kabupaten Nunukan.

“Topik pembahasan lebih ke peran masyarakat dalam nilai luhur ideologi Pancasila di Nunukan. Kalau Islam rahmatan lil alamin, tidak ada Islam kiri atau kanan tetapi ditengah. Menerima adanya konstitusi dan dasar hukum negara. Komitment menjaga konstitusi negara, bela negara dan menolak paham radikalisme,” tegasnya.