JAKARTA – Kelompok massa Barisan Aktivis Timur (BAT) menggelar aksi simpatik di area Car Free Day (CFD) Jakarta, Minggu (29/9/2019).

Dalam aksinya, mereka mengajak masyarakat menandatangani petisi diatas spanduk berukuran 4 x 2 m untuk mendukung dan mensukseskan acara pelantikan DPR RI, DPD RI dan Presiden-Wakil Presiden Oktober mendatang. Disela-sela aksinya, massa BAT juga membagikan bunga mawar kepada peserta CFD sebagai simbol untuk tetap menjaga perdamaian, persatuan dan kesatuan.

“Kami berharap masyarakat ikut berkontribusi menjaga situasi jelang pelantikan DPR, DPD hingga Presiden nanti bisa berjalan aman, damai dan kondusif. Mari jaga persatuan dan kesatuan,” ungkap Ketua Umum BAT Priskolin Mare.

Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Riko itu mengingatkan publik tanah air agar tak terpancing oleh pihak-pihak yang ingin membuat kekacauan. Dia menyakini dibalik dinamika aksi anarkis yang terjadi beberapa waktu belakangan ini, ada penumpang gelap yang memiliki misi terselubung untuk menggagalkan pelantikan Presiden.

“Masyarakat jangan mudah terpancing dan terprovokasi oleh pihak yang ingin mengacaukan suasana. Tak ingin Indonesia tenang dan damai, dan justru penumpang gelap ini berniat lengserkan Presiden terpilih Jokowi jelang pelantikan. Ini bukan isapan jempol nyata kok, orasi-orasi mahasiswa hingga provokator aksi Mujahid kemarin dan terang-terangan Permadi punya niat demikian,” jelas Riko lagi.

“Jangan bilang ini tidak ditunggangi, aksi diselingi gerakan anarkis, perusakan fasilitas umum, jebol pagar DPR, blokir tol, pelemparan molotof, dan ada pembakaran. Apakah ini masih dibilang murni dan tidak ditunggangi. Terus muncul seruan-seruan orasi turunkan Jokowi itu apa. Publik jangan dibodoh-bodohi dengan suguhan seperti itu,” tanya Riko.

Riko pun kembali mewanti-wanti kepada mahasiswa yang menyampaikan aspirasinya tetap mewaspadai gerbong tersebut. Dia tak ingin aksi penumpang gelap itu justru merusak citra gerakan mahasiswa.

“Alih-alih mengoreksi kebijakan pemerintah, kelompok massa tersebut justru menjadikan pintu masuk gerakan tolak UU KPK, RKUHP dan memanfaatkan massa mahasiswa untuk digiring tema gagalkan pelantikan DPR sampai Presiden terpilih,” sebut Riko.

Lebih jauh, Riko berpesan kepada semua elemen masyarakat khususnya mahasiswa bisa melek matanya dan terbuka hati nuraninya bahwa gerakan mereka sudah disusupi oleh penumpang gelap anti pemerintah.

“Kami yakini ini by desain dan emosi mahasiswa yang tak terkendali itu dimanfaatkan sehingga bisa dijadikan momentum untuk menjatuhkan pemerintahan yang sah,” pungkasnya.