Semarang – Wakil Dekan 2 Fakultas Syariah dan Hukum UIN Walisongo Semarang Agus Nur Hadi mengakui fenomena hoax dan intoleransi yang berkembang saat ini semakin massif untuk dimanfaatkan meraih kekuasaan di tahun politik.
“Tentu lawan politik akan mencari cara, untuk memenangkan pasangannya dan menjatuhkan lawannya. Karena hoax selalu bersampingan dengan persaingan,” tegas Agus Nur Hadi.
Hal itu mengemuka dalam dialog terbuka bertema “Penguatan Karakter Kebangsaan untuk Menolak Hoak dan Intoleransi Menjelang Pilkada Serentak 2018” yang diinisiasi Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo Semarang di Kampus 2 UIN Walisongo Semarang Jawa Tengah, Rabu (29/3/2018).
Turut hadir juga narasumber lainnya diantaranya Ketua KUD Jawa Tengah Joko Purnomo, dan Teguh Wibowo.
Lebih lanjut, Agus berpesan kepada mahasiswanya untuk bertindak cerdas dalam menghadapi fenomena tersebut, dan tidak mudah menerima setiap informasi yang masuk.
“Karena sebelum menyebar informasi, diperlukan tabayyun terlebih dahulu, harus dikaji terlebih dahulu. Supaya informasi yang disebarkan adalah informasi yang benar. Karena jika hoax terus berkembang ini dapat merusak persatuan bangsa,” sebutnya.
Lebih jauh, dia mengakui bahwa ongkos biaya Pilkada Serentak saat ini sangat tinggi. Makanya jangan heran, jika mental pemimpin daerah saat ini seperti orang usaha. Ketika dulu mencalonkan diri habis berapa, ketika memimpin harus balik modal, bahkan tidak jarang dari mereka harus meraih keuntungan.
“Makanya pemimpin daerah saat ini tidak sedikit yang terjerat kasus korupsi dan menghalalkan segala cara,” pungkasnya.
Diakhir acara, gabungan mahasiswa dan pemuda Kota Semarang pendukung demokrasi dan nasionalisme penolak hoax dan intoleransi melakukan deklarasi. Adapun isu deklarasi tersebut adalah sbb :
Kami menyadari bahwa menjelang Pilkada 2018 banyak berita dan informasi bohong atau hoax serta perilaku intoleransi semakin sering disampaikan dan diperlihatkan melalui media sosial. Oleh karena itu dengan penuh kesadaran, keikhlasan dan keinginan luhur untuk berbuat yang terbaik bagi bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, kami mendeklarasikan diri sebagai Gabungan Mahasiswa Dan Pemuda Kota Semarang pendukung demokrasi dan nasionalisme penolak Hoax dan Intoleransi dengan menyatakan bahwa :
1. Kami gabungan mahasiswa dan pemuda se-Kota Semarang menolak setiap orang dengan sengaja menyebarkan informasi dan perilaku yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan suku, agama, ras dan antar golongan (SARA).
2. Kami gabungan mahasiswa dan pemuda se-Kota Semarang akan bersatu padu, saling menghormati dan saling menguatkan untuk selalu menyuarakan kebenaran dan melawan berbagai bentuk fitnah dan hoax serta perilaku intoleransi.
3. Kami gabungan mahasiswa dan pemuda se-Kota Semarang mengajak seluruh elemen masyarakat tanpa membedakan gender, usia, agama, suku dan golongan untuk memanfaatkan media social secara positif dan produktif, cerdas dan mengedukasi masyarakat dengan menyampaikan berbagai informasi benar, tidak menjadi penyebar hoax dan pelaku intoleransi.
4. Kami gabungan mahasiswa dan pemuda se-Kota Semarang menolak segala macam bentuk paham anti pancasila dan UUD 1945 serta bersedia menjaga keutuhan NKRI
Semarang, 29 Maret 2018